PERAYAAN HUT KE 67 RI DAN RESEPSI DIPLOMATIK DI ABUJA

Peringatan HUT Kemerdekaan RI  di KBRI Abuja dibagi dalam berbagai kegiatan yaitu pertandingan olah raga yang melibatkan staff KBRI dan keluarga, masyarakat Indonesia di Abuja, dan masyarakat Nigeria/Non Nigeria yang bekerja pada  KBRI, permainan, upacara penaikan bendera, upacara penurunan bendera dan syukuran  serta Resepsi Diplomatik  yang diselenggarakan di Wisma Duta KBRI Abuja.

Dimulai pertandingan olah raga, tanggal,  29 Juni 2012, di Wisma Duta  Jam 16.00-18.00,pertandingan Tenis  Meja, gaple.   Tanggal, 30 Juni  2012, jam 06.03 Gerak  Jalan Santai  start  dari Wisma finish di areal tanah ex milik Atase Pertahanan KBRI Abuja. Setelah beristirahat sejenak, dilanjutkan pertandingan Bola Volly.

Minggu, 30 Juni 2012, jam 08.00 pagi  diadakan pertandingan bulu tangkis , selanjutnya tenis meja dan permainan gaple. Lomba  anak-anak  berupa  lomba : azan, membaca puisi, lagu lagu perjuangan dan menghafal surat Al Qur’an.  Acara tersebut bertepatan saat bulan Ramadhan.

Tanggal  17 Agustus upacara pengibaran bendara Merah Putih bertempat di Wisma Duta KBRI Abuja dimulai pukul 9.00 pagi dan diikuti oleh seluruh Home Staff, Lokal Staff, DWP KBRI Abuja, masyarakat Indonesia baik yang berada di Abuja maupun dari luar kota Abuja. Pembina Upacara yaitu Duta Besar KBRI Abuja, Bapak Sudirman Haseng, Komandan Upacara Bapak Maulana, Pasukan Pengibar Bendera adalah adik adik kita yaitu Sdr. Latif, Sdri. Fauza dan Sdr. Affan  serta diiringi grup Aubade oleh putra putri KBRI Abuja yaitu Adik Afifah, Annisa, Brilliant, Asya, Azka, Yuli, Alwi, Erik. Upacara berlangsung lancar dan khidmat.

  
Pukul 17.00 sore, penurunan Bendera dengan mengundang Korp Diplomatik ASEAN, murid-murid sekolah  binaan KBRI Abuja (Shere Primary School) dan Masyarakat Indonesia. Pemotongan tumpeng oleh Bapak Duta Besar diberikan  kepada Duta Besar Vietnam yang baru tiba bertugas di Abuja dan Duta Besar Philipina yang akan meninggalkan Abuja.

Rabu, 29 Agustus 2012, pukul 19.30, bertempat di Wisma Duta resepsi diplomatik. Wisma menjadi tampak lebih anggun dengan hiasan kain merah putih dan dengan kombinasi hijau putih hijau menandakan warna bendera Indonesia dan Nigeria serta hiasan janur, hidangan khas Indonesia   dengan menu Buffet, jajan pasar,  soft drink menandakan kesiapan seluruh Staff KBRI Abuja menerima  tamu asing yang terdiri dari pejabat pemerintah setempat, perwakilan negara asing, kalangan pengusaha, masyarakat Indonesia, Indonesian friends.   

Acara dimulai  dengan  lagu kebangsaan Nigeria dan dilanjutkan lagu Indonesia Raya dengan menggunakan angklung  dimainkan  oleh masyarakat Indonesia  dan murid-murid dari Shere Primary School.

 

 

Dalam inti sambutannya Duta Besar RI, Bapak Sudirman Haseng  menekankan bahwa suatu keniscayaan peningkatan hubungan kedua negara yang dijembatani oleh kerjasama sosial dan budaya  seperti kolaborasi permainan angklung dan tarian tradisional dan kemudian kerjasama kedua negara akan mengalir di bidang lainnya karena tumbuhnya rasa saling percaya.

 

Selanjutnya Permanent Secretary of The Ministry of Foreign Affairs of The Federal Republic of Nigeria, Ambassador Martin I. Uhomoibhi merupakan tamu kehormatan dalam kata sambutannya mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang membuka hubungan diplomatik pada tingkat duta besar sejak kemerdekaan Nigeria tahun 1960. Meskipun kedua negara memulai pembangunan ekonominya pada tingkat yang sama, namun kini Indonesia telah menjadi negara dengan kekuatan ekonomi yang besar dan diperhitungkan dalam hubungan internasional. Pemerintah Nigeria mengharapakan dapat belajar dari Indonesia pada semua sektor pembanguan terutama sektor ekonomi dan kesejahteraan rakyat. 

Malam resepsi diplomatik semakin semarak dengan penampilan putra putri dari keluarga Staff KBRI Abuja dan masyarakat Indonesia  yang berkolaborasi dengan murid-murid Shere Primary School membawakan Tarian Ba Dinding, lagu Gebyar Gebyar dan We are the World. 

Hadirin terlihat kagum dan puas dan acara ditutup tari Poco Poco bersama.

Dirgahayu Indonesiaku......

 

disusun oleh Lilis Kukuh 

Kunjungan ke Ghana

20-22 Januari 2012

Kunjungan ke Pabrik IndoGhana (Sinar Antjol Group)

Kunjungan ke IndoGhana Ltd (Sinar Antjol Grp) yang berada kurang lebih 2 jam dari Accra-Ghana

Dubes Bpk Sudirman Haseng dan rombongan menelusuri pabrik dipandu oleh Bpk Edy Ridwan dari Sinar Antjol

Ketua DWP Ibu Sudirman Haseng dan ibu-ibu lain berlomba mengepak sabun menantang satu orang pegawai Sinar Antjol

Berfoto bersama didepan pabrik

Kunjungan ke Java Museum-Elmina

Kunjungan ke Museum Java di Elmina yang jaraknya kurang lebih 4 jam dari Accra

Dubes Bpk Sudirman Haseng dan HOC Bpk Edy Sutrisno menyerahkan kenang-kenangan kepada pengurus museum

Ketua dan pengurus DWP serta masyarakat Indonesia berfoto didepan Museum

Berfoto bersama sebelum melanjutkan perjalanan

Kunjungan ke Pantai Lambadi Accra

Disela-sela jadwal yang padat, menyempatkan berkunjung ke Pantai Lambadi Accra

Bertemu dan beramahtamah dengan masyarakat Indonesia yang ada di Ghana

Nigeria Needs A Unifying Local Language-Indonesian Envoy

9 Januari 2012
Captured from Leadership Newspaper (9-10 January Edition)

Indonesia and Nigeria share many this they are both heavily populated and have multi religious and ethnic backgrounds. In the past, Nigeria and Indonesia were under colonialism and were exploited for hundreds of years. The spirit of Independence, which rose from the Bandung Declaration of 1955, as a result of the Asian African Conference, brought a lot of Asian and African countries toward freedom and Independence. This became the foundation for the two nations to establish diplomatif relations in 1965.

Trade between two countries has reached US$1.2 billion in 2010 and was expected to rech US$1.5 billion at the end of 2011. The trade is in favor of Nigeria but it's still dominated by oil and gas which is 56% of total trade value.

Currently the problem of religious and ethnic diffences in Indonesia have been managed through the promotion of tolerence and increased incomes for the people and implementing many proggrames such as inter-faith dialogue etc. Religious and community leaders are keys to creating harmony in religious life in Indonesia. For that, the Indonesian government was always involving religious and communitu leader to formulate and adopt policies related to inter-religious relations. I (Bpk Sudirman Haseng) hope Nigeria should do same.